IFI pusat

Jumat, 26 Juli 2013

Mengenal Karateristik Cidera Pada Jaringan Lunak

SUMBER : ILMUFISIOTERAPI.INFO
Dalam kehidupan sehari-hari cedera jaringan lunak dapat saja terjadi pada setiap orang. Oleh sebab itu sebagai seorang fisioterapis yang cukup berperan dalam pengobatan cedera jaringan lunak sudah seharusnya dapat mengenal dan membedakan masing-masing cedera berdasarkan karakteristiknya sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam menetapkan diagnosis , terlebih lagi dalam hal pengobatannya. Karena apapun bentuk cedera yang terjadi pada jaringan lunak biasanya di sertai dengan tanda dan gejala-gejala berupa : nyeri, tenderness, pembengkakan dan spasme otot, meskipun dengan intensitas yang berbeda-beda.
Synovitis
Membran synovitis suatu sendi dapat mengalami cedera akibat terpuntir secara mendadak, strain atau kadang-kadang karena trauma langsung diluar persendian sehingga menimbulkan reaksi radang. Peradangan pada membran synovial dapat dikenal melalui karakteristiknya berupa rasa sakit ( nyeri) atau afusi sendi yang di akibatkan adanya iritasi karena salah satu penyebab di atas. Iritasi tersebut menyebabkan produksi cairan sendi berlebihan melebihi batas normalnya sehingga melimpah masuk ke rongga sendi (cavum artikularis). Keadaan demikian menimbulkan ketegangan dan rasa nyeri pada sendi yang akan semakin bertambah bila sendi tersebut di gerakkan .
Tenosynovitis
Peradangan pada sarung tendon bisa bersifat akut atau kronis. Tenosynovitis akut biasanya terjadi karena terpuntir secara tiba-tiba atau karena trauma langsung diluar tendon. Sedangkan tenosynovitis kronis dapat terjadi karena penggunaan tendon yang berlebihan dalam suatu pekerjaan yang baru atau pekerjaan yang baru dimulai lagi setelah istirahat. Karakteristik radang sarung tendon ini berupa efusi pada sarung tendon disertai pembengkakan yang lunak menyerupai bentuk sosis. Bila terjadi gerakan yang melibatkan serabut tendon, baik kontraksi otot secara aktif muapun pasif yang berlawanan akan menimbulkan rasa tidak enak (nyeri). Dalam keadaan kronis biasanya terjadi pengerasan pada sarung tendon sehingga seringkali timbul krepitasi bila terjadi gerakan pada tendon tersebut.
Bursitis
Suatu bursitis akut terjadi karena trauma pada bursa, sedangkan bursitis kronis lebih sering terjadi sebagai akibat dari bursitis akut. Karakteristik dari bursitis ini adalah terjadinya pembengkakan yang lunak dan fluktuatif, terisolir pada bursa, sehingga dengan demikian kuantitas nyeri pun bermacam-macam tergantung bursa mana yang terkena. Maksudnya jika bursa yang membengkak berada dalam posisi tertentu yang menyebabkan bursa tertekan , maka akan timbul nyeri. Sebagai contoh : bursitis olecranon, ini tidak selamanya timbul nyeri kecuali jika bursa tersebut tertekan. Berbeda dengan bursitis subacromialis akut, ini akan selalu timbul nyeri yang hebat sekalipun dengan sedikit gerakan saja pada shoulder. Karena selama fase akut, pasien enggan mengerakkan sendinya untuk menghindari terjadinya nyeri, maka pada kondisi kronis biasanya telah terjadi perlengketan pada dinding-dinding bursa serta pengkerutan yang lama kelamaan akan di ikuti dengan atropi bursa sehingga dengan demikian gerakan sendi dimana bursa itu berada menjadi terbatas.
Cedera Ligamen
Pembengkakan pada cedera ligamen lebih menyebar atau di fuse karena letaknya di luar kapsul. Karakteristik dari cedera ligamen berupa : tenderness pada sisi luar sendi dan nyeri ketika ligamen di ulur. Bila terjadi luptur total dari ligamen, sendi akan mengalami keadaan yang abnormal dan instabilitas sendi saat setelah gejala-0gejala akut telah berkurang.
Kontusio dan ruptur otot
Otot mempunyai banyak pembuluh darah ,oleh sebab itu jika terjadi cedera maka akan timbul perdarahan yang mengakibatkan pembengkakan yang hebat atau dikenal sebagai “memar”. Keadaan ini akan menyebar dari tempat terjadinya cedera. Elastisitas, ekstensibilitas dan kontraktilitas otot untuk sementara mengalami penurunan (kelemahan) karena rasa nyeri. Apabila otot mengalami ruptur secara total, maka kontraksi otot tersebut tidak akan terjadi sama sekali dan ketika pembengkakan mulai berkurang, maka akan tampak dengan jelas adanya celah diantara kedua ujung otot yang putus. Muscle-bellynya pun akan kelihatan lebih tinggi dari level normalnya. Ciri khs yang lain adalah terjadinya luas gerakan yang abnormal pada gerakan yang berlawanan dengan fungsi otot. Kekuatan otot akan pulih secara berangsur-angsur, namun secara sempurna tidak mungkin tercapai jika otot yang ruptur tadi tidak di jahit atau di sambung kembali, karena celah akan terisi dengan jaringan fibrous yang dengan gerakan berulang-ulang akan menyebabkan pemanjangan secara progresif.
Ruptur tendon
Pembengkakan pada ruptur tendon jarang terjadi kecuali jika tendon yang putus tersebut tergolong sebagai tendon yang besar atau lebar dan kekuatan yang menyebabkannya cukup besar sehingga jaringan lunak di sekitar tendon juga mengalami kerusakan. Ruptur tendon dapat dengan mudah di kenal karena hilangnya fungsi dengan segera. Misalnya : ruptur tendon ekstensor pollicis longus biasanya disertai ketidakmampuan terminal joint thumb (ibu jari) untuk melakukan gerakan ekstensi dan ada kecenderungan bahwa ujung jari menetap dalam posisi fleksi. Ciri khas yang lain adalah ketidakmampuan tendon untuk memanjang disamping muscle belly dari otot tertarik setelah terjadinya ruptur sehingga akan nampak adanya celah. Proses penyembuhan jarang terjadi terutama pada ruptur komplit, kecuali jika di jahit atau di sambung kembali.
Dislokasi (cerai sendi)
Kondisi ini sering sekali di ketahui karena adanya deformitas yang nyata dari sendi. Jika di palpasi, tulang tidak lagi berada pada tempatnya sebagaimana bila sendi dalam keadaan normal. Tulang-tulang pembentuk sendi tidak lagi kontak satu sama lain, sehingga gerakannya sangat terbatas atau sama sekali tidak dapat terjadi dan timbul nyeri yang hebat akibat beberapa hal : 1. Robeknya jaringan lunak di sekitarnya; 2. Terjadinya penekanan tulang dengan struktur-struktur lain. Pada pemeriksaan X-ray dengan jelas dislokasi dapat dibaca.
Fraktur
Istilah fraktur digunakan untuk menggambarkan suatu perpatahan atau hilangnya kontinyuitas dari jaringan tulang yang dapat disebabkan oleh trauma, baik trauma langsung maupun trauma tidak langsung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar