sumber : ilmufisioterapi.info
Persendian pada regio lutut
meliputi: (1) art: tibiofemural, (2) art. patellofemural, dan (3)
syndesmosis tibiofibular proksimal. Sendi lutut yang dikenal sebenarnya
mencakup hubungan antara condylus femuris dengan condylus tibia/tibiae
plateau (art. tibiofemural) dan hubungan antara facies articularis
patell dengan facies patellaris (Qrt. potellofenural). Keterbatasan,
gerak pada sendi lutut letaknya bisa pada art. tibiofemural maupun art.
patellofemural atau keduanya. Salah satu modalitas fisioterapi untuk
mengatasi keterbatasan gerak sendi lutut adalah terapi manual. Terapi
manual pada regio lutut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
nonspesifik (dilakukan pada posisi maksimal loose pack) dan secara
spesifik (pada posisi diluar maksimal loose pack). Maksimal loose pack
sendi lutut adalah pada kurang lebih 30˚ fleksi, dimana pada posisi
tersebut kapsulo ligamenter sendi lutut relatif kendor sehingga gerakan
translasi relatif lebih leluasa.
Terapi manipulasi indikasi diberikan
pada keterbatasan sendi pola kapsuler, yaitu keterbatasan gerak yang
disebabkan gangguan kapsuloligamenter. Pola kapsuler sendi lutut adalah
flèksi lebih terbatas dibanding ekstensi. Jenis tehnik manual terapi ada
dua yaitu direct /langsung (translasi) dan indirect /tidak langsung
(traksi)
Adapun tehnik terapi manual yang dapat diaplikasikan pada sendi lutut adalah:
1. Translasi Non-spesifik Patella ke Distal
a. Posisi pasien : Terlentang dengan lutut diganjal bantal tipis
b. Posisi terapis: Berdiri disamping lutut sisi yang diterapi
C. Pelaksanaan: Tangan homolateral
memegang patella dengan ibu jari dan jari-jari dari arah distal memberi
tarikan patella ke distal, pada waktu bersamaan bagian pangkal palmar
tangan heterolateral yang diletakkan pada tepi proksimal patella memberi
dorongan (translasi patella) ke arah distal.
d. Indikasi : Translasi non-spesifik pada keterbatasan gerak fleksi
e. Keterangan : dengan cara yang sama, depat pula dilakukan translasi patella ke medial maupun lateral.
2. Translasi Spesifik Patella ke distal dengan lutut lebih Fleksi (gb. 2)
a. Posisi pasien: Terlentang dengan lutut fleksi
b. Posisi terapis: Berdiri disamping lutut sisi yang diterapi
c. Pelaksanaan : Bagian pangkal palmar
tangan heterolateral diletakkan pada tepi proksimal patella memberi
dorongan (translasi patella) ke arah distal, tangan homolateral memegang
patella dengan ibu Jari dan Jari-jari dari distal berfungsi mengarahkan
gerak patella.
d. Indikasi : Translasi spesifik pada keterbatasan gerak fleksi
e. Keterangan: bengan cara yang sama,
dapat pula dilakukan translasi patella ke distal dengan posisi tungkai
bawah lebih fleksi, eksorotasi maupun endorotasi.
Translasi Spesifik Patella ke Medial dan Lateral (gb. 3)
a. Posisi pasien : Telentang dengan lutut fleksi kurang lebih 90˚
b. Posisi terapis: Berdiri disampirig lutut sisi yang diterapi
c. fiksasi : Kaki pasien difiksasi dengan ditindih lutut terapis
d.Pelaksanaan Ibu jari homoloteral
diletakkan pada tepi lateral patella, dan mendorong patella (translasi
patella) ke arah medial. Ibu Jari heterolateral membantu mendorong.
e. Indikasi : Translasi spesifik untuk
mobilisasi patella Translasi patella ke lateral dilakukan dengan cara
yang sama, ibu Jari dan tepi medial patella.
f. Keterangan: translasi patella kelateral dilakukan dengan cara yang sama, ibu jari dari tepi medial patella
Traksi Non-spesifik Tibia (gb. 4)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkai bawah di luar bed lutut fleksi kurang lebih 30°
b. Posisi terapis: Berdiri di distal pasien
c. fiksasi : Pada tungkai atas
d. Pelaksanaan : Terapis memegang
tungkai bawah pasien (di proksimal ankle), kemudian lakukan tarikan
searah dengan axis longitudinal tibia.
e. indikasi : Traksi non-spesifik untuk mobilisasi sendi lutut
Traksi spesifik Tibia (gb. 5)
a. Posisi pasien: Tengkurap tungkai bawah di luar bed, lutut lurus dan eksorotasi
b. Posisi terapis: Berdiri di distal pasien
c. fiksasi : Pàda tungkai atas.
d. Pelaksanaan: Terapis memegang tüngkai
bawah pasien (di proksimal ankle) dan memutar tungkai bawah eksorotasi
kemudian lakukan tarikan searah dengan axis longitudinal tibia.
d.. Indikasi : Traksi spesifik untuk mobilisasi sendi lutut
e. Keterangan : dapat pula dilakukan pada posisi lutut lebih fleksi (gb.6)
Traksi Spesifik Tibia (gb. 7)
Posisi pasien : Berbaring miring dengan panggul dan lutut fleki .
Posisi terapis: Berdiri di sebelcih dorsal lutut yang diterapi
Fiksasi : Puda tungkai atas sedistal mungkin
Pelaksanaan: Terapis memegang tungkai
bawah pasien (di proksimal ankle), kemudian lakukan tarikan searah
dengan axis longitudinal tibia.
Indikasi : Traksi spesifik untuk mobilisasi sendi lutut
Keterangan : dapat pula dilakukan pada posisi lutut lebih fleksi endorotasi maupun fleksi eksorotasi
Translasi Non-spesifik Tibia (gb. 8)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkai bawah di luar bed, lutut fleksi kurang lebih 30˚
b. Posisi terapis: duduk di distal pasien, bahu menyangga tungkai bawah pasien
c. fiksasi : Pada tungkai atas sedistal mungkin
d. Pelaksanaan : Terapis memegang
tungkai bawah pasien dan dorsal seproksimal mungkin, kemudian lakukan
tarikan (translasi) ke ventral.
e. Indikasi : Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak ekstensi
Translasi Non-spesifik Tibia ke Ventral (gb. 9)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkai bawah di luar bed, lutut fleksi kurang lebih 30˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial lutut yang diterapi
c. fiksasi : Pada tungkai atas sedistal rnungkin
d. Pelaksanaan: tangan fisioterapis
memegang tungkai bawah dari dorsal seproksimal mungkin, kemudian
lakukan dorongan (translasi) ke ventral. Saat yang sama, tangan
homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan
kaki, mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi : Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak ekstensi
Translasi Spesifik Tibia ke Ventral (gb. 10)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkai bawah di luar bed, lutut lurus
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial lutut yang diterapi
c. fiksasi : Pada tungkai atas sedistal mungkin
d. Pelaksanaan : Tangan heterolateral
memegang tungkai bawah dari dorsal seproksimal mungkin, kemudian lakukan
dorongan (translasi) ke ventral. Saat yang sama, tangan homolateral
memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan kaki,
mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi : Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak ekstensi
Translasi Non-spesifik Tibia ke Dorsal (gb. 11)
Posisi posien: Telentang tungkai bawah di luar bed, lutut fleksi kurang lebih 30˚
Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial dan distal lutut yang diterapi
fiksasi : Pada tungkai atas
Pelaksanaan : Tangan homolateral
memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudian
lakukan dorongan (translasi) ke dorsal. Saat yang sama, tangan
homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan
kaki, mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi : Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi.
11. Translasi Spesifik Tibia ke dorsal gb. 12)
a. Posisi pasien: Telentang tungkai bawah di luar bed, lutut fleksi kurang lebih 45˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial dan distal lutut yang diterapi
c. fiksasi : Pada tungkai atas
d. Pelaksanaan : Tangan homolateral
memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudion
lakukan dorongan (translasi) ke dorsal. Saat yang sama, tangan
homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan
kaki, mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi : Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi
12. Translasi Spesifik Tibia ke dorsal (gb. 13)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkoi bawah di luar bed, lutut fleksi > 90˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial dan distal lutut yang diterapi
c. fiksasi : Pada tungkai atas
d. Pelaksanaan : Tangan heterolateral
memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudian
lakukan dorongon (translasi) ke dorsal. Saat yang sama, tangan
homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikita di atas pergelangan
kaki, mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi ; Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi.
13. Translasi Spesifik Tibia ke Dorsal (gb. 14)
a. Posisi pasien : Telentang, lutut fkksi sub-maksimal
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah lateral lutut yang diterapi
c. fiksasi : Lengan bawah heterolateral menjepit tungkai atas pasien dan medial, tangan memegang kaki pasien dan medial
d. Pelaksanaan : Tangan homolateral
memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudian
lakukan dorongan (translasi) ke dorsal.
e. indikasi : Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi
14. Translasi Non-spesifik Tibia ke Medial (gb. 15)
a. Posisi pasien : berbaring miring pada sisi gehat, lutut sedikit fleksi
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah ventral tungkai bawah yang diterapi
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral
memegang lateral tungkai bawah seproksimal mungkin, kemudian lakukan
dorongon (translasi) ke medial. Tangan heterolateral memegang bagian
distal tungkai bawah mengikuti gerakan yang terjadi.
d. Indikasi : Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi sertai adduksi
15. Translasi ‘Spesifik Tibia ke Medial (gb. 16)
a. Posisi pasien : Berbaring miring pada sisi sehat, lutut fleksi endorotasi
b Posisi terapis: Berdiri di sebelah ventral tungkai bawah yang diterapi -
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral
memegang lateral tungkai bawah seproksimal mungkin; kemudian lakukan
dorongan (translasi) ke medial. Tangan heterolateral memegang kaki
mengunci tungkai bawah endorotasi, serta mengikuti gerakan yang terjadi.
d. Indikasi: Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi, adduksi serta rotasi
16. Translasi Non-spesifik Tibia ke Lateral (gb. 17)
a. Posisi pasien: Berbaring miring pada sisi diterapi, lutut fleksi 30°
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah dorsal tungkai bawah yang diterapi
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral
memegang sisi medial tungkai bawah seproksimal mungkin lakukan dorongan
(translasi) ke lateral. Tangan heterolateral memegang bagian distal
tungkai bawah mengikuti gerakan yang terjadi.
d. Indikasi : Tranlasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi serta abduksi
17. Translasi Spesifik Tibia ke Lateral (gb. 18)
a. Posisi pasien : Berbaring miring pada sisi yang diterapi, lutut sedikit fleksi dan eksorotasi
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah dorsal tungkai bawah yang diterapi
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral
memegang sisi medial tungkai bawah seproksimal mungkin, kemudian lakukan
dorongan (translasi) ke lateral. Tangan heterolateal memegang kaki dan
mengunci tungkai bawah eksorotasi serta mengikuti gerakan yang terjadi.
d. Indikasi : Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi, ekstensi serta abduksi dan rotasi.
18. Kombinasi traksi dengan Ekstensi serta Rotasi Tibia (gb. 19)
a. Posisi pasien : Tengkurap, lutut fleksi 90˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah
lateral lutut yang diterapi, kaki heterolateral menumpu pada bed
menyangga tungkai bawah pasien.
c. Fiksasi : Pada tungkai atas sedistal mungkin (oleh asisten)
d. Pelaksanaan : Tangan homolateral
memegang tungkai bawah dari dorsal sedikit diproksimal ankle. Tangan
yang lain memegang tumit dan dorsum pedis, kemudian kedua tangan memberi
tarikan (traksi) searah dengan axis longitudinal tungkai bawah. Di
bawah pengaruh tarikan lakukan gerakan ekstensi dan ekso/endorotasi
dengan kaki terapis yang berada di bed ikut bergerak ke distal:
Pada akhir gerak ekstensi, perkuat tarikan dengan lateral fleksi badan terapis.
e. Indikasi : Traksi spesifik untuk penjepitan synovial.
19. Kombinasi Fleksi
19. Kombinasi Fleksi dan Gerak Geser Tibia ke depan (gb. 20)
a. Posisi pasien : Telentang dengan lutut fleksi semaksimal mungkin dan hip fleksi 90˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah lateral lutut yang diterapi, lengan bawah heteroloteral dijepitkan pada lutut pasien.
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral
memegang tungkai bawah dari ventral sedikit di proksimal ankle, kemudian
lakukan dorongan ke arah dorsal (gerakan fleksi lutut), pada saat yang
bersamaan lengan bawah terapis yang terjepit menarik tungkai bawah ke
ventral.
d: Indikasi : Tehnik spesifik untuk keterbatasan gerak akhir fleksi karena penjepitan synovial.
e. Keterangan : Tehnik ini kontraindikasi diberikan pada lesi lig; cruciatum anterior.
mantap
BalasHapus