IFI pusat

Jumat, 26 Juli 2013

Terapi Manual Pada Regio Lutut

sumber : ilmufisioterapi.info

Persendian pada regio lutut meliputi: (1) art: tibiofemural, (2) art. patellofemural, dan (3) syndesmosis tibiofibular proksimal. Sendi lutut yang dikenal sebenarnya mencakup hubungan antara condylus femuris dengan condylus tibia/tibiae plateau (art. tibiofemural) dan hubungan antara facies articularis patell dengan facies patellaris (Qrt. potellofenural). Keterbatasan, gerak pada sendi lutut letaknya bisa pada art. tibiofemural maupun art. patellofemural atau keduanya. Salah satu modalitas fisioterapi untuk mengatasi keterbatasan gerak sendi lutut adalah terapi manual. Terapi manual pada regio lutut dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara nonspesifik (dilakukan pada posisi maksimal loose pack) dan secara spesifik (pada posisi diluar maksimal loose pack). Maksimal loose pack sendi lutut adalah pada  kurang lebih 30˚ fleksi, dimana pada posisi tersebut kapsulo ligamenter sendi lutut relatif kendor sehingga gerakan translasi relatif lebih leluasa.
Terapi manipulasi indikasi diberikan pada keterbatasan sendi pola kapsuler, yaitu keterbatasan gerak yang disebabkan gangguan kapsuloligamenter. Pola kapsuler sendi lutut adalah flèksi lebih terbatas dibanding ekstensi. Jenis tehnik manual terapi ada dua yaitu direct /langsung (translasi) dan indirect /tidak langsung (traksi)
Adapun tehnik terapi manual yang dapat diaplikasikan pada sendi lutut adalah:
1. Translasi Non-spesifik Patella ke Distal
a. Posisi pasien : Terlentang dengan lutut diganjal bantal tipis
b. Posisi terapis: Berdiri disamping lutut sisi yang diterapi
C. Pelaksanaan:  Tangan homolateral memegang patella dengan ibu jari dan jari-jari dari arah distal memberi tarikan patella ke distal, pada waktu bersamaan bagian pangkal palmar tangan heterolateral yang diletakkan pada tepi proksimal patella memberi dorongan (translasi patella) ke arah distal.
d. Indikasi : Translasi non-spesifik pada keterbatasan gerak fleksi
e. Keterangan : dengan cara yang sama, depat pula dilakukan translasi patella ke medial maupun lateral.
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
2. Translasi Spesifik Patella ke distal dengan lutut lebih Fleksi (gb. 2)
a. Posisi pasien: Terlentang dengan lutut fleksi
b. Posisi terapis: Berdiri disamping lutut sisi yang diterapi
c. Pelaksanaan : Bagian pangkal palmar tangan heterolateral diletakkan pada tepi proksimal patella memberi dorongan (translasi patella) ke arah distal, tangan homolateral memegang patella dengan ibu Jari dan Jari-jari dari distal berfungsi mengarahkan gerak patella.
d. Indikasi : Translasi spesifik pada keterbatasan gerak fleksi
e. Keterangan:  bengan cara yang sama, dapat pula dilakukan translasi patella ke distal dengan posisi tungkai bawah lebih fleksi, eksorotasi maupun endorotasi.
 Translasi Spesifik Patella ke Medial dan Lateral (gb. 3)
a. Posisi pasien : Telentang dengan lutut  fleksi kurang lebih 90˚
b. Posisi terapis: Berdiri disampirig lutut sisi yang diterapi
c. fiksasi : Kaki pasien difiksasi dengan ditindih lutut terapis
d.Pelaksanaan Ibu jari homoloteral diletakkan pada tepi lateral patella, dan mendorong patella (translasi patella) ke arah medial. Ibu Jari heterolateral membantu mendorong.
e. Indikasi : Translasi spesifik untuk mobilisasi patella Translasi patella ke lateral dilakukan dengan cara yang sama, ibu Jari dan tepi medial patella.
f. Keterangan: translasi patella kelateral dilakukan dengan cara yang sama, ibu jari dari tepi medial patella
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
Traksi Non-spesifik Tibia (gb. 4)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkai bawah di luar bed lutut fleksi kurang lebih 30°
b. Posisi terapis: Berdiri di distal pasien
c. fiksasi : Pada tungkai atas
d. Pelaksanaan : Terapis memegang tungkai bawah pasien (di proksimal ankle), kemudian lakukan tarikan searah dengan axis longitudinal tibia.
e. indikasi : Traksi non-spesifik untuk mobilisasi sendi lutut
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
Traksi spesifik Tibia (gb. 5)
a. Posisi pasien: Tengkurap tungkai bawah di luar bed, lutut lurus dan eksorotasi
b. Posisi terapis: Berdiri di distal pasien
c. fiksasi : Pàda tungkai atas.
d. Pelaksanaan: Terapis memegang tüngkai bawah pasien (di proksimal ankle) dan memutar tungkai bawah eksorotasi kemudian lakukan tarikan searah dengan axis longitudinal tibia.
d.. Indikasi : Traksi spesifik untuk mobilisasi sendi lutut
e. Keterangan : dapat pula dilakukan pada posisi lutut lebih fleksi (gb.6)
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
Traksi Spesifik Tibia (gb. 7)
Posisi pasien : Berbaring miring dengan panggul dan lutut fleki .
Posisi terapis: Berdiri di sebelcih dorsal lutut yang diterapi
Fiksasi : Puda tungkai atas sedistal mungkin
Pelaksanaan:  Terapis memegang tungkai bawah pasien (di proksimal ankle), kemudian lakukan tarikan searah dengan axis longitudinal tibia.
Indikasi : Traksi spesifik untuk mobilisasi sendi lutut
Keterangan :  dapat pula dilakukan pada posisi lutut lebih fleksi endorotasi maupun fleksi eksorotasi
Terapi Manual Pada Regio Lutut
Translasi Non-spesifik Tibia (gb. 8)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkai bawah di luar bed, lutut fleksi kurang lebih 30˚
b. Posisi terapis: duduk di distal pasien, bahu menyangga tungkai bawah pasien
c. fiksasi : Pada tungkai atas sedistal mungkin
d. Pelaksanaan : Terapis memegang tungkai bawah pasien dan dorsal seproksimal mungkin, kemudian lakukan tarikan (translasi) ke ventral.
e. Indikasi : Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak ekstensi
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
Translasi Non-spesifik Tibia ke Ventral (gb. 9)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkai bawah di luar bed, lutut fleksi kurang lebih 30˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial lutut yang diterapi
c. fiksasi : Pada tungkai atas sedistal rnungkin
d. Pelaksanaan: tangan fisioterapis memegang tungkai bawah dari dorsal  seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongan (translasi) ke ventral. Saat yang sama, tangan homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan kaki, mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi : Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak ekstensi
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
Translasi Spesifik Tibia ke Ventral (gb. 10)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkai bawah di luar bed, lutut lurus
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial lutut yang diterapi
c. fiksasi : Pada tungkai atas sedistal mungkin
d. Pelaksanaan : Tangan heterolateral memegang tungkai bawah dari dorsal seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongan (translasi) ke ventral. Saat yang sama, tangan homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan kaki, mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi : Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak ekstensi
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
Translasi Non-spesifik Tibia ke Dorsal (gb. 11)
Posisi posien:  Telentang tungkai bawah di luar bed, lutut fleksi kurang lebih 30˚
Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial dan distal lutut yang diterapi
fiksasi : Pada tungkai atas
Pelaksanaan : Tangan homolateral memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongan (translasi) ke dorsal. Saat yang sama, tangan homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan kaki, mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi :  Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi.
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
11. Translasi Spesifik Tibia ke dorsal gb. 12)
a. Posisi pasien: Telentang tungkai bawah di luar bed, lutut fleksi kurang lebih 45˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial dan distal lutut yang diterapi
c. fiksasi :  Pada tungkai atas
d. Pelaksanaan : Tangan homolateral memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudion lakukan dorongan (translasi) ke dorsal. Saat yang sama, tangan homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan kaki, mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi : Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
12. Translasi Spesifik Tibia ke dorsal (gb. 13)
a. Posisi pasien : Tengkurap tungkoi bawah di luar bed, lutut fleksi > 90˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah medial dan distal lutut yang diterapi
c. fiksasi :  Pada tungkai atas
d. Pelaksanaan : Tangan heterolateral memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongon (translasi) ke dorsal. Saat yang sama, tangan homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikita di atas pergelangan kaki, mengikuti gerakan yang terjadi.
e. Indikasi ; Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi.
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
13. Translasi Spesifik Tibia ke Dorsal (gb. 14)
a. Posisi pasien : Telentang, lutut fkksi sub-maksimal
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah lateral lutut yang diterapi
c. fiksasi : Lengan bawah heterolateral menjepit tungkai atas pasien dan medial, tangan memegang kaki pasien dan medial
d. Pelaksanaan : Tangan homolateral memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongan (translasi) ke dorsal.
e. indikasi  : Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
14. Translasi Non-spesifik Tibia ke Medial (gb. 15)
a. Posisi pasien : berbaring miring pada sisi gehat, lutut sedikit fleksi
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah ventral tungkai bawah yang diterapi
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral memegang lateral tungkai bawah seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongon (translasi) ke medial. Tangan heterolateral memegang bagian distal tungkai bawah mengikuti gerakan yang terjadi.
d. Indikasi : Translasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi sertai adduksi
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
15. Translasi ‘Spesifik Tibia ke Medial (gb. 16)
a. Posisi pasien : Berbaring miring pada sisi sehat, lutut fleksi endorotasi
b Posisi terapis: Berdiri di sebelah ventral tungkai bawah yang diterapi -
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral memegang lateral tungkai bawah seproksimal mungkin; kemudian lakukan dorongan (translasi) ke medial. Tangan heterolateral memegang kaki mengunci tungkai bawah endorotasi, serta mengikuti gerakan yang terjadi.
d. Indikasi: Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi, adduksi serta rotasi
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
16. Translasi Non-spesifik Tibia ke Lateral (gb. 17)
a. Posisi pasien:  Berbaring miring pada sisi diterapi, lutut fleksi 30°
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah dorsal tungkai bawah yang diterapi
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral memegang sisi medial tungkai bawah seproksimal mungkin lakukan dorongan (translasi) ke lateral. Tangan heterolateral memegang bagian distal tungkai bawah mengikuti gerakan yang terjadi.
d. Indikasi : Tranlasi non-spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi dan ekstensi serta abduksi
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
17. Translasi Spesifik Tibia ke Lateral (gb. 18)
a. Posisi pasien : Berbaring miring pada sisi yang diterapi, lutut sedikit fleksi dan eksorotasi
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah dorsal tungkai bawah yang diterapi
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral memegang sisi medial tungkai bawah seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongan (translasi) ke lateral. Tangan heterolateal memegang kaki dan mengunci tungkai bawah eksorotasi serta mengikuti gerakan yang terjadi.
d. Indikasi : Translasi spesifik untuk keterbatasan gerak fleksi, ekstensi serta abduksi dan rotasi.
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
18. Kombinasi traksi dengan Ekstensi serta Rotasi Tibia (gb. 19)
a. Posisi pasien : Tengkurap, lutut fleksi 90˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah lateral lutut yang diterapi, kaki heterolateral menumpu pada bed menyangga tungkai bawah pasien.
c. Fiksasi : Pada tungkai atas sedistal mungkin (oleh asisten)
d. Pelaksanaan : Tangan homolateral memegang tungkai bawah dari dorsal sedikit diproksimal ankle. Tangan yang lain memegang tumit dan dorsum pedis, kemudian kedua tangan memberi tarikan (traksi) searah dengan axis longitudinal tungkai bawah. Di bawah pengaruh tarikan lakukan gerakan ekstensi dan ekso/endorotasi dengan kaki terapis yang berada di bed ikut bergerak ke distal:
Pada akhir gerak ekstensi, perkuat tarikan dengan lateral fleksi badan terapis.
e. Indikasi : Traksi spesifik untuk penjepitan synovial.
 Terapi Manual Pada Regio Lutut
19. Kombinasi Fleksi
19. Kombinasi Fleksi dan Gerak Geser Tibia ke depan (gb. 20)
a. Posisi pasien : Telentang dengan lutut fleksi semaksimal mungkin dan hip fleksi 90˚
b. Posisi terapis: Berdiri di sebelah lateral lutut yang diterapi, lengan bawah heteroloteral dijepitkan pada lutut pasien.
c. Pelaksanaan : Tangan homolateral memegang tungkai bawah dari ventral sedikit di proksimal ankle, kemudian lakukan dorongan ke arah dorsal (gerakan fleksi lutut), pada saat yang bersamaan lengan bawah terapis yang terjepit menarik tungkai bawah ke ventral.
d: Indikasi :  Tehnik spesifik untuk keterbatasan gerak akhir fleksi karena penjepitan synovial.
e. Keterangan : Tehnik ini kontraindikasi diberikan pada lesi lig; cruciatum anterior.
 Terapi Manual Pada Regio Lutut

1 komentar: